Cerpen : Album Kenangan
Kika meniup debu diatas album foto itu. Di tangannya ada buku kenangan semasa kuliah. Buku itu penuh debu,tersimpan di sudut lemari, tertindih dengan buku-buku pelajaran masa kuliahnya. Ahhh.. buku kenangan ini tidak pernah dibuka sejak diterima. Kika mulai membuka halaman demi halaman. Ingatannya melayang ke masa lalu.. masa kuliah.
Tidak banyak yang Kika ingat.. rasanya masa kuliah nya berlalu begitu saja. Disaat temannya mengalami jatuh cinta dan putus cinta, mengalami masa-masa remaja yang penuh warna, kika malah harus melewatinya dengan serius agar beasiswanya tidak hilang. Dengan penghasilan orangtuanya yang hanyalah seorang buruh tidak akan sanggup untuk membayar biaya kuliahnya. Kika bertekad untuk menyelesaikan kuliahnya secepat mungkin dan itu berarti dia tidak boleh memikirkan hal lain selain kuliah. Apalagi pacaran.
Sejak awal kika sudah menjaga jarak dengan pria. Lagipula wajahnya juga biasa saja, tidak pernah berdandan. Tidak mencolok. Baginya tidak sulit untuk menjadi "tak terlihat"di mata pria. Tak hanya pria, teman wanitanya pun sedikit. Wanita seusianya sedang asik-asiknya berdandan dan mencari pacar, menurut kika mereka tidak asik.
Mata kika terhenti pada satu foto, foto seorang pria. Rambutnya ikal, bulu matanya lentik, wajahnya manis rupawan meski di foto tanpa ekspresi. Tanpa sadar kika tersenyum dan menyebut namanya. Rino. "Apa kabar ya dia sekarang" kika menggumam dalam hatinya.
Rino satu-satunya sahabat prianya. Mereka satu kelas, sering duduk di pojokan bersama. Rino sangat introvert. Tidak suka bergaul. Pendiam. Kebersamaan mereka di tempat duduk pojok membuat mereka dekat.
Ingatan kika mulai menyeruak kedalam masa lalu.. masa dimana mereka masih berteman akrab.. ada rasa hangat yang muncul didalam dadanya.
"Ka.. kamu mau pulang?"
"Bentar lagi,No.. belum selesai ni. Pulang duluan aja"
"Aku tungguin. Males ah pulang sendiri. Ntar digangguin bencong di lampu merah situ. Ogah"
"Yeee aku jadi tameng ceritanya? Bentar ya"
Kika ingat setiap jam pulang sekolah mereka sering pulang bersama. Selain rumahnya searah, di perempatan lampu merah situ emang ada bencong yang iseng nyolekin rino. Anehnya kalau ada kika bencongnya ga berani macam-macam. Rino juga dari keluarga sederhana. Mereka pulang bareng ya naik angkot. Kika akan turun duluan. Melanjutkan pakai angkot berikutnya.
Pernah suatu ketika angkot sedang penuh-penuhnya dan waktu sudah sangat sore, kika naik dan dapat tempat duduk sempit kecil diantara orang-orang gendut dan duduknya merosot kebawah dan dengan sigap rino menyodorkan lengannya "pegangan aku aja biar gak jatuh" dan sepanjang perjalanan kika bertumpu pada lengan rino.
ingatan kika melayang ke saat mereka sedang wisata kampus, dan kaki kika terkilir dan lagi-lagi rino memapahnya jalan dan mengantarkannya sampai kerumah.
"No, gak apa, aku udah bisa jalan kok dikit-dikit. Gak usah dianter"
"Gak nganterin. Cuma mau liatin kamu aja bisa nyampe rumah atau gak. Anggap aja aku ga ada."
Atau saat tiba-tiba rino datang mengikatkan jaketnya dipinggang kika menutupi celananya sambil berkata "pake ini aja" tanpa basa basi lalu menyuruh kika untuk duduk.
Kika kebingungan sambil melihat kebelakang dan ternyata celananya merah. Ups.. kika lupa kalau sedang haid.
Ahh.. bagaimana kika bisa mengingat semua detail itu? Padahal sudah lewat hampir 9 thn yang lalu.
Dari halaman buku itu jatuh selembar kertas pembatas buku, ada gambar tangan terkepal disitu dan muka dengan ekspresi mengerling dan tulisan "Semangat kika! Kamu pasti bisa"
Kika memungutnya dan tertawa. Rino memberikan pembatas buku itu saat hasil ujiannya tidak memuaskan. Rino berkata "Ayo semangat ya. Gini deh kita buat perjanjian aja. Kalau kamu berhasil dapet nilai bagus ujian akhir nanti,aku bakal ngasih kamu coklat yang banyak. Tapi kalau nilaiku diatas kamu, kamu harus kasih aku coklat"
"Yeee.. namanya taruhan dong itu mah"
"Taruhan yang membangun kan. Deal?"
"Mmm.. oke deal"
Mereka berjabat tangan sambil tertawa.
Diantara itu juga masih ada catatan mata kuliah dengan tulisan Rino. Rino membuat dua catatan. Satu untuk Kika karena Kika tidak masuk kuliah karena sakit. Tulisan Rino yang acak-acakan dengan tulisannya yang khas. Memanjang dan menyempit.
"Kika.. aku mau kasih barang ke cewek tapi takut kalau ceweknya ge-er an" ujar rino suatu hari
"Yaelah,No.. kamu ngasih-ngasih coklat ke aku, mana aku ge-er an"
"Itu kan taruhan. Kalau aku kasih boneka ke kamu ge-er gak?"
"Gak bakal lah. Kamu doang ngapain di ge-er in"
"Hahahaha yaudah ni buat kamu aja" Rino menyodorkan sebuah kalung perak dengan motif ulir simpel.
"Buat apaan? Dalam rangka apa?" Kika keheranan
"Tadinya mau ak kasih ke seseorang tapi gak jadi. Buat kamu aja. Ga berani ngasihnya. Udah ambil aja. Aku mau simpen juga buat apaan"
Kika masih memegang kalung perak itu keheranan sambil melihat Rino yang beranjak pergi.
"Rino.. kamu dimana ya sekarang" kika menggumam dalam hatinya
Sejak lulus kuliah, mereka berpisah dan jarang berkomunikasi. Kika bekerja di salah satu perusahaan ternama dan sering berpindah-pindah kota.
Kika mengambil handphonenya mencari nama Rino di kontak handphonenya dan mulai menelepon.
"Nomor yang anda tujuh salah. Coba periksa kembali nomor tujuan anda."
Kika mulai membuka facebook. Mencari nama Rino. Hasilnya nihil. Instagram juga sama.
Kika membuka google mengetikkan Rino November Syahputra. Muncul satu orang di twitter. Kika iseng mengirim pesan "No,are you there?"
Kika menatap handphonenya lama..
Ting.. ada pesan masuk ke twitternya
"Kika? Ini kamu?"
Kika melompat terduduk dan tersenyum menatap layar hp nya
"Noooo minta nope plis.... pa kabar nooo??"
"Baik, ka.. ini nomerku. Bentar ya.. anakku minta dikelonin tidur dulu. Nomer hp mu berapa?"
Kika terdiam sejenak membaca pesan itu. Ah.. semua mungkin sudah tak sama ya,No..
"Nanti aja deh,No.. kapan-kapan. Salam buat keluargamu ya. Tadi iseng doang keinget kamu. Aku save nomermu ya,No"
Kika baru memperhatikan foto profil Rino. Fotonya bersama istrinya dan anak perempuan mungil tampaknya berusia 3 tahun. Kika memicingkan matanya terkesiap sejenak "perasaan aja atau emang istrinya mirip gue ya mukanya" ujarnya dalam hati
"Happy for you,No.. someday mudah-mudahan kita bisa ketemu ya" Kika menutup hp nya lalu mulai membereskan kembali buku-buku ke dalam raknya.
gambar dari url
Comments
Post a Comment